Selasa, 12 Maret 2013

populasi burung diperkotaan menurun

 
OTTAWA - Peneliti asal Kanada menemukan bahwa lingkungan yang memunculkan suara gaduh seperti jalan raya di kota besar, berpengaruh terhadap tingkat populasi burung. Suara berisik yang dihasilkan oleh riuhnya lalu lintas, mengganggu komunikasi burung pada saat hewan ini memasuki musim kawin.

Dilansir BBC, Senin (11/3/2013), meningkatnya tingkat kebisingan di daerah perkotaan dapat mencegah beberapa spesies burung berkicau dari mendirikan 'rumah' di daerah berkembang. Peneliti Kanada menemukan bahwa lingkungan yang gaduh mempengaruhi cara berkomunikasi burung.

Dengan suara berisik di perkotaan tersebut, burung betina tidak bisa mendengar seluruh elemen lagu atau kicauan yang dilepaskan oleh burung jantan. Temuan ini dipublikasikan dalam jurnal Global Change Biology."

"Telah ada minat yang tumbuh dalam melestarikan atau meningkatkan keanekaragaman hayati dari burung di daerah perkotaan," ujar peneliti Darren Proppe. Darren menjelaskan, di saat yang sama peneliti tahu bahwa daerah ini memiliki tingkat kebisingan anthropogenic (kegiatan manusia) tinggi.

Tim peneliti telah melakukan survei pada 113 daerah di kota Edmonton, Kanada. "Apa yang kami temukan ialah bahwa jumlah spesies yang kami dapatkan di setiap lokasi cenderung lebih rendah bila tingkat kebisingan yang lebih tinggi," tutur Proppe.

Peneliti mengungkapkan bahwa burung betina kemungkinan menganggap lagu atau kicauan sebagai hal yang tidak normal, apabila mereka tidak bisa mendengar suara frekuensi rendah. Selama periode waktu tertentu, ini bisa memberikan pengaruh terhadap jumlah spesies, di mana burung dewasa yang tidak kawin maka akan kian menyusutkan populasi burung. (fmh)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar